Selasa, 29 Oktober 2013

Tari Pakarena




Tari Pakarena (Tari Kipas) Sulawesi Selatan

A.  Sejarah dan Perkembangan Tari Pakarena
Tidak ada yang tahu persis sejarah tari kipas ini. Namun menurut mitos yang ada, tarian Pakarena berawal dari kisah perpisahan antara penghuni boting langi (negeri khayangan) dengan penghuni lino (bumi) pada zaman dahulu. Konon sebelum berpisah, penghuni boting langi sempat mengajarkan bagaimana cara menjalani hidup,bercocok tanam,bertenak, dan berburu kepada penghuni lino, melalui gerakan-gerakan badan dan kaki. Selanjutnya, gerakan-gerakan itu pula yang di pake penghuni lino sebagai ritual untuk mengungkapkan rasa syukur kepada penghuni boting langi.

B.  Asal Tarian
Tarian ini berasal dari daerah Gowa, Sulawesi Selatan.

C.  Penyajian
Berkelompok. Jumlah penari umumnya 4-7 orang perempuan.

D.  Ragam Gerak

·         Sambori’na (berteman)
·         Ma’biring kassi’ (bermain ditepi pantai)
·         Anging kamalino (angin tanpa berhembus)
·         Digandang (berulang-ulang)
·         Jangan lea-lea (ayam yang mundur-mundur sementara berkelahi)
·         Iyale’ (sebelum menyanyi ada seperti aba-aba) nyanyian tengah malam
·         So’naya (yang bermimpi)
·         Lambbasari (hati timur)


E.   Rias dan Busana

1.
Baju pahang (tenunan tangan)
2. Lipa ’ sa’ be (sarung sutra khas Sulawesi Selatan)
3. Perhiasan-perhiasan berupa kalung, gelang dan hiasan sanggul
4. Kipas berukuran besar


F.   Iringan
Iringan Eksternal yaitu :
·         Dua buah gendang
·         Kannong-kannong (Kennong)
·         Gong
·         Kancing
·         Sepasanag puik-puik (suling)
·         Dimainkan oleh Pria
·         Biasanya berjumlah 7 orang



G.  Tema dan Fungsi
Tema : Pantomim (Kehidupan manusia)
Fungsi : 1. Sebagai sarana Upacara Adat, yaitu Tari Pakarena Royong
              2. Sebagai sarana Pertunjukkan, yaitu Tari Pakarena Bone Balla



H.  Keunikan
·       Penarinya tidak diperkenankan membuka mata terlalu lebar.
·       Gerakan kakinya tidakboleh diangkat terlalu tinggi.
·       Jadi penarinya dituntut untuk memiliki kondisi fisik yang prima.






Tari Pakarena (Tari Kipas) Sulawesi Selatan

A.  Sejarah dan Perkembangan Tari Pakarena
Tidak ada yang tahu persis sejarah tari kipas ini. Namun menurut mitos yang ada, tarian Pakarena berawal dari kisah perpisahan antara penghuni boting langi (negeri khayangan) dengan penghuni lino (bumi) pada zaman dahulu. Konon sebelum berpisah, penghuni boting langi sempat mengajarkan bagaimana cara menjalani hidup,bercocok tanam,bertenak, dan berburu kepada penghuni lino, melalui gerakan-gerakan badan dan kaki. Selanjutnya, gerakan-gerakan itu pula yang di pake penghuni lino sebagai ritual untuk mengungkapkan rasa syukur kepada penghuni boting langi.

B.  Asal Tarian
Tarian ini berasal dari daerah Gowa, Sulawesi Selatan.

C.  Penyajian
Berkelompok. Jumlah penari umumnya 4-7 orang perempuan.

D.  Ragam Gerak

·         Sambori’na (berteman)
·         Ma’biring kassi’ (bermain ditepi pantai)
·         Anging kamalino (angin tanpa berhembus)
·         Digandang (berulang-ulang)
·         Jangan lea-lea (ayam yang mundur-mundur sementara berkelahi)
·         Iyale’ (sebelum menyanyi ada seperti aba-aba) nyanyian tengah malam
·         So’naya (yang bermimpi)
·         Lambbasari (hati timur)


E.   Rias dan Busana

1.
Baju pahang (tenunan tangan)
2. Lipa ’ sa’ be (sarung sutra khas Sulawesi Selatan)
3. Perhiasan-perhiasan berupa kalung, gelang dan hiasan sanggul
4. Kipas berukuran besar


F.   Iringan
Iringan Eksternal yaitu :
·         Dua buah gendang
·         Kannong-kannong (Kennong)
·         Gong
·         Kancing
·         Sepasanag puik-puik (suling)
·         Dimainkan oleh Pria
·         Biasanya berjumlah 7 orang



G.  Tema dan Fungsi
Tema : Pantomim (Kehidupan manusia)
Fungsi : 1. Sebagai sarana Upacara Adat, yaitu Tari Pakarena Royong
              2. Sebagai sarana Pertunjukkan, yaitu Tari Pakarena Bone Balla



H.  Keunikan
·       Penarinya tidak diperkenankan membuka mata terlalu lebar.
·       Gerakan kakinya tidakboleh diangkat terlalu tinggi.
·       Jadi penarinya dituntut untuk memiliki kondisi fisik yang prima.



v

8 komentar: